Enter your keyword

Mahasiswa Himpunan Agrapana SITH ITB Turut Serta dalam Aksi Bersih Sungai Cikapundung, Kampanyekan Lingkungan Berkelanjutan

Mahasiswa Himpunan Agrapana SITH ITB Turut Serta dalam Aksi Bersih Sungai Cikapundung, Kampanyekan Lingkungan Berkelanjutan

Bandung, sith.itb.ac.id – Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian (Agrapana) ITB, menunjukkan komitmen nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mereka berpartisipasi aktif dalam aksi bersih-bersih Sungai Cikapundung di Plaza Cikapundung Riverspot, Kota Bandung, pada Sabtu (20/9/2025).

Kegiatan kolaborasi ini merupakan inisiatif dari River Cleanup Indonesia dalam rangka memperingati World Cleanup Day 2025. Aksi ini berhasil menggerakkan 394 relawan dan secara kolektif mengumpulkan 2.230,48 kilogram sampah non-organik hanya dalam kurun waktu 60 menit.

Wujud Implementasi Ilmu Pertanian dalam Isu Urban

Partisipasi mahasiswa SITH melalui Agrapana ITB tidak lepas dari visi dan misi himpunan. Susilo Eko Saputro, Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat Agrapana ITB sekaligus mahasiswa Rekayasa Pertanian 2022, menjelaskan motivasi di balik keterlibatan mereka.

“Program Pengabdian Masyarakat Agrapana terbagi menjadi dua, yaitu community development dan community service,” ujar Susilo. “Keterlibatan kami dalam aksi bersih sungai ini didasari oleh kesadaran bahwa masalah sampah sangat kompleks, terutama di wilayah perkotaan,” imbuh Susilo.

Susilo menambahkan bahwa aksi bersih-bersih sungai ini merupakan bagian dari program kerja mereka. “Dengan kegiatan ini, kami ingin sekali turut mengampanyekan gerakan membuang sampah pada tempatnya dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.

Dukungan Penuh dari Dosen: Pembelajaran Berbasis Aksi

Dukungan terhadap inisiatif mahasiswa juga datang dari Dr. Indrawan Cahyo Adilaksono, Dosen Kemahasiswaan dari jurusan Rekayasa Pertanian. Beliau menyampaikan apresiasi tinggi terhadap partisipasi mahasiswa di lapangan.

“Saya senang dan mendukung melihat mahasiswa Rekayasa Pertanian terlibat langsung dalam aksi bersih Sungai Cikapundung. Ini adalah bukti nyata kepedulian Agrapana terhadap lingkungan,” ungkap Dr. Indrawan.

Beliau juga menekankan relevansi aksi ini dengan disiplin ilmu Rekayasa Pertanian. “Meskipun tidak secara langsung, air sungai yang bersih sangat penting untuk pertanian, karena dari sanalah sumber kehidupan tanaman dan ekosistemnya,” jelasnya.

Dr. Indrawan menggarisbawahi nilai pembelajaran yang terkandung dalam kegiatan ini, yang melampaui sekadar gotong royong. “Ini juga merupakan cara belajar bagi mahasiswa secara langsung tentang pentingnya menjaga alam untuk masa depan lingkungan, termasuk pertanian yang berkelanjutan,” tambahnya.

Harapannya, pengalaman ini dapat memicu kepekaan dan inovasi dari para mahasiswa. “Saya berharap setelah melihat langsung masalah sampah di kota, mahasiswa jadi lebih peduli dan peka terhadap lingkungan. Dari pengalaman ini, semoga muncul ide-ide kreatif untuk mengolah sampah atau membuat teknologi sederhana yang bisa membantu mengurangi pencemaran,” harap Dr. Indrawan.

“Intinya, mereka tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga bisa berkontribusi nyata melalui inovasi dan aksi,” pungkasnya.

Kolaborasi Lintas Disiplin untuk Dampak Lebih Luas

Dalam aksi bersih-bersih ini, Agrapana ITB tidak bergerak sendiri. Mereka berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Himpunan Mahasiswa Teknik Material (MTM) ITB, puluhan komunitas lingkungan, serta relawan umum di bawah koordinasi River Cleanup Indonesia.

Sebelum memulai pembersihan, seluruh peserta mendapatkan arahan safety induction dan penjelasan mengenai teknik pemilahan sampah berdasarkan jenis materialnya.

Aksi ini tidak hanya berfokus pada pembersihan fisik sungai, tetapi juga bertujuan menumbuhkan kesadaran jangka panjang untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Sesuai dengan semangat yang diusung River Cleanup Indonesia, solusi utama harus dimulai dari hulu, yaitu dengan “stop single-use plastic“.

Kontributor: Azka Zahara Firdausa (Rekayasa Hayati, 2022) dan Aura Salsabila Alviona (Bioteknologi, 2025)

Editor: I Dewa M. Kresna

X