Enter your keyword

Dukung Visi ‘Forest City’, ITB Siap Kelola 129 Hektare Rimba Kota di IKN sebagai Pusat Riset dan Edukasi

Dukung Visi ‘Forest City’, ITB Siap Kelola 129 Hektare Rimba Kota di IKN sebagai Pusat Riset dan Edukasi

Kalimantan Timur, sith.itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) mempertegas kontribusinya dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui kemitraan strategis bersama Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). Kedua institusi kini tengah mematangkan kerja sama pengelolaan zona “Rimba Kota” di wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Langkah ini merupakan wujud nyata dukungan ITB terhadap visi IKN sebagai Forest City, yaitu sebuah konsep kota yang hijau, berkelanjutan, dan berorientasi pada konservasi. Dalam skema kerja sama ini, ITB mendapat amanat untuk mengelola blok hutan seluas 129,69 hektare yang akan didedikasikan bagi kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

​Membentuk Satgas Lintas Disiplin

Sebagai tindak lanjut, ITB telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perencanaan Kerja Sama Pengelolaan Rimba Kota IKN. Satgas ini diketuai oleh Prof. Endah Sulistyawati dan melibatkan dosen dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), serta Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI).

​Potensi Biodiversitas dan Rencana Knowledge Hub

Melalui skema Pengabdian Masyarakat Top Down 2025, tim Satgas telah melakukan kajian awal yang komprehensif, mulai dari survei udara menggunakan drone, survei rona lingkungan, hingga pemetaan sosial.

Berdasarkan survei lapangan, kawasan hutan yang akan dikelola ITB didominasi oleh tegakan Eucalyptus berumur 3-5 tahun dengan tutupan kanopi mencapai 40-90 persen. Secara ekologis, kawasan ini menyimpan kekayaan hayati yang signifikan, dengan catatan 42 jenis tumbuhan dan 40 jenis burung, termasuk dua spesies endemik Kalimantan dan empat spesies yang dilindungi.

Kawasan ini dirancang sebagai penanda kehadiran ITB di IKN, yang akan difungsikan sebagai Pusat Pengetahuan (Knowledge Hub) di bidang pemanfaatan sumber daya hayati (bioresource utilization) dan teknologi hijau (green technology).

​Berbagai program strategis telah disiapkan, antara lain:

  • ​Pendidikan: Menjadi lokasi studio dan kuliah lapangan bagi mahasiswa serta mitra internasional.
  • ​Penelitian: Berfokus pada transformasi hutan dan pengembangan hutan cerdas (smart forest).
  • ​Pengabdian Masyarakat: Pengembangan demplot agroforestri, pelatihan teknologi tepat guna, dan dukungan keahlian untuk pembangunan berkelanjutan.

​Kolaborasi dengan Mitra Lokal dan OIKN

Dalam membangun ekosistem yang inklusif, ITB tidak bergerak sendiri. Tim Satgas telah menjajaki kolaborasi dengan mitra lokal pada Juli 2025, di antaranya SMKN 1 Penajam Paser Utara untuk pengembangan smart forest, serta Pondok Pesantren Hidayatullah Pemaluan untuk program agroforestri dan akuakultur. Sinergi ini diharapkan dapat membangun ekosistem kolaboratif antara perguruan tinggi dan masyarakat setempat.

Di tingkat kebijakan, koordinasi intensif terus dilakukan dengan Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN. Pada 12 Oktober 2025, ITB yang diwakili oleh Dr. David Sahara (Deputi Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran) beserta tim Satgas, telah menggelar audiensi resmi dengan jajaran Deputi OIKN untuk memaparkan rancangan pemanfaatan kawasan.

​Menuju Kesepakatan Formal

Saat ini, proses kerja sama telah memasuki tahap pembahasan lanjutan dan diharapkan segera disahkan dalam kesepakatan formal. ITB juga membuka peluang kolaborasi luas bagi berbagai pihak untuk mendukung penyediaan infrastruktur riset dan penanaman pohon dalam rangka restorasi hutan di IKN.

​”Hutan ITB di IKN diharapkan tidak hanya menjadi ruang hijau, tetapi juga pusat inovasi dan pembelajaran yang memperkuat semangat Tridarma perguruan tinggi,” ujar Prof. Endah Sulistyawati, menutup penjelasannya

Reporter: Aura Salsabila Alviona (Bioteknologi, 2025)
Editor: AKH

X