Kuliah Tamu Sistem Pascapanen Udang dan Kerang: Strategi Sukses Pascapanen di Kancah Dunia

Peserta kuliah tamu bersama dosen pengampu dan pemateri yaitu Bapak Aris Utama selaku Director, Head of Sales & Marketing PT Bumi Menara Internusa pada kegiatan kuliah tamu matakuliah Sistem Pascapanen Udang dan Kerang (19/11/2025)
Bandung, sith.itb.ac.id – Program Studi Teknologi Pascapanen, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan kuliah tamu pada mata kuliah PP3109 Sistem Pascapanen Udang dan Kerang yang diampu oleh Dr. Magdalena Lenny Situmorang, S.Si., M.Sc. dan Maya Fitriyanti, S.Si., M.T., Ph.D., pada (19/11/2025). Acara ini menghadirkan Bapak Aris Utama, selaku Director, Head of Sales & Marketing PT Bumi Menara Internusa dan mengusung tema “Kesuksesan Pascapanen Udang PT Bumi Menara Internusa di Kancah Dunia.”
Dalam penyampaiannya, Bapak Aris menjelaskan bahwa pangan laut merupakan komoditas protein dengan nilai perdagangan global terbesar. Di antara berbagai komoditas unggulan tersebut, krustasea memegang posisi strategis sebagai salah satu penyumbang terbesar ekspor Indonesia, khususnya ke pasar premium Amerika Serikat, yang secara konsisten menjadi tujuan utama produk udang dan olahan krustasea nasional. Besarnya kontribusi ini menjadikan aspek mutu, keamanan pangan, serta ketelusuran produk sebagai faktor kunci yang menentukan daya saing Indonesia di kancah perdagangan global.
Bapak Aris juga menjelaskan bahwa industri udang menghadapi dinamika produksi yang kompleks, salah satunya karena budidaya udang memerlukan waktu minimal tiga bulan sehingga sangat rentan terhadap fluktuasi harga pasar. Selain itu, udang merupakan invertebrata dengan sistem imun yang sederhana, membuatnya mudah mati dan membutuhkan penanganan pascapanen yang cepat, higienis, dan tepat untuk menjaga kualitas. Tantangan biologis ini ditambah dengan persaingan global yang ketat, baik dari pelaku usaha lokal maupun internasional, sehingga perusahaan harus menerapkan standar tinggi agar tetap kompetitif.

Pemaparan materi oleh Bapak Aris Utama (19/11/2025)
Dari sisi keamanan pangan, PT Bumi Menara Internusa menerapkan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk memastikan produk bebas dari bahaya biologis, kimia, dan fisik. Perusahaan juga menjalankan traceability (ketelusuran) untuk menjamin ketertelusuran asal bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi. Bapak Aris mencontohkan penggunaan blockchain pada industri perikanan tuna sebagai solusi isu illegal fishing, yang memungkinkan seluruh alur produksi tercatat secara transparan dari hulu ke hilir. Ia juga menekankan pentingnya recall procedure, karena kontaminasi, misalnya kandungan radioaktif, dapat menyebabkan penolakan seluruh produk suatu merek oleh negara tujuan ekspor. Namun, dengan traceability yang baik, penarikan produk dapat dibuat lebih spesifik sehingga dapat mengurangi kerugian.
Dalam aspek teknis pascapanen, perusahaan menjaga suhu ruang pengolahan pada 18°C untuk memperlambat pertumbuhan mikroorganisme dan menjaga kesegaran bahan baku. Dalam hal ini, penurunan bobot pasca proses perebusan dapat menjadi indikator sederhana untuk menilai apakah pemanasan berlangsung optimal. Misalnya, dalam 1 kg udang turun menjadi sekitar 900 gram, maka proses pemanasan dinilai sudah optimal untuk mengurangi mikroorganisme. Namun, jika bobot akhir masih sekitar 925 gram, hal ini dapat menunjukkan bahwa pemanasan belum cukup dan potensi mikroorganisme patogen masih ada.

Penyerahan plakat kepada Bapak Aris Utama selaku pemateri kuliah tamu oleh Dr. Magdalena Lenny Situmorang, S.Si., M.Sc. dan Maya Fitriyanti, S.Si., M.T., Ph.D. (19/11/2025)
Dalam kesempatan lain, Dr. Magdalena Lenny selaku dosen pengampu menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya memperkuat relevansi kurikulum dengan dunia industri. “Kuliah tamu ini membahas praktik nyata pengelolaan pascapanen udang di perusahaan berskala global, dan menjembatani ilmu teori pascapanen dengan dinamika, kebutuhan dan tantangan di industri. Pelaksanaan kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan penguatan koneksi antara pendidikan tinggi dengan industri, update keilmuan dan teknologi terkini, peningkatan kompetensi lulusan baik secara teknis dan soft skills yang dibutuhkan di sektor pascapanen udang (perikanan) sehingga lebih siap memasuki dunia kerja,” papar Dr. Lenny, yang merupakan Ketua Program Studi S1 Mikrobiologi SITH ITB.
Sebagai penutup beliau berharap bahwa kemitraan dengan PT Bumi Menara Internusa dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi mahasiswa, program studi, serta perkembangan industri pascapanen di Indonesia. “kegiatan kuliah tamu ini diharapkan semakin membuka peluang kerjasama dan magang antara SITH ITB dengan PT. Bumi Menara Internusa, serta penguatan citra dan jejaring Program Studi sebagai mitra strategis industri pascapanen perikanan,” tutupnya.
Kontributor : Rini Berliani (Biologi 2025)
Editor: AKH