Enter your keyword

SITH ITB Raih Medali Emas PIMNAS lewat Inovasi Tes Cepat Hepatitis B berbasis CRISPR-Cas9

SITH ITB Raih Medali Emas PIMNAS lewat Inovasi Tes Cepat Hepatitis B berbasis CRISPR-Cas9

Makasar, sith.itb.ac.id Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Tim PINTAR Diagnostics dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB berhasil meraih Medali Emas Nasional pada kategori Riset Eksakta dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2025 di Universitas Hasanuddin, Makassar, pada 25–27 November 2025. Prestasi ini menjadi momen bersejarah bagi ITB karena tim ini merupakan satu-satunya perwakilan ITB yang melaju ke PIMNAS tahun ini dan berhasil meraih posisi teratas melalui inovasi riset berbasis teknologi CRISPR-Cas9 untuk deteksi cepat virus Hepatitis B.

Tim beranggotakan Maria Audrey (Biologi), Muhammad Firdaus (Mikrobiologi), Taliasari Aulia Fathia (Biologi), I Dewa Ayu Andina A (Mikrobiologi), dan Malika Fatima Lawe (Mikrobiologi) di bawah bimbingan Karlia Meitha, Ph.D., Ernawati A. G. Rahman, Ph.D.. Selama perjalanan final di Makassar tim ini didampingi oleh Dr. Andira Rahmawati sebagai dosen kemahasiswaan Prodi Biologi.

Inovasi Diagnostik Berbasis CRISPR untuk Tantangan Deteksi Hepatitis B

Riset ini berjudul “Produksi Amplikon Target Terbiotinilasi dan Karakterisasi Kompleks CRISPR Cas9-sgRNA untuk Pengembangan Diagnostik Lateral Flow Assay Virus Hepatitis B”. Inovasi tersebut menghadirkan pendekatan baru untuk deteksi Hepatitis B dengan mengenali DNA virus secara langsung, bukan antibodi. Sistem ini menawarkan fleksibilitas dan presisi tinggi dalam menghadapi tingginya laju mutasi genetik virus, yang sering menyebabkan kegagalan rapid test konvensional berbasis antibodi.

Riset ini merupakan kelanjutan dari perjalanan panjang tim sejak lolos pendanaan PKM-RE 2025, yang diselenggarakan oleh Belmawa Dikti.

Perjalanan Menuju PIMNAS 2025

Agenda PIMNAS dimulai sejak tim tiba di Makassar pada 23 November dan mengikuti technical meeting serta pemasangan poster ilmiah. Pada 24 November, pembukaan PIMNAS diawali dengan defile kontingen dari seluruh universitas. Setiap kampus menampilkan identitas akademiknya dengan membawa bendera institusi di panggung pembukaan. Pada hari yang sama dilakukan penilaian poster pasif oleh dewan juri.

Presentasi karya ilmiah berlangsung pada 25–26 November. Pada bidang PKM-Riset Eksakta (PKM-RE), terdapat lebih dari seratus tim dari berbagai perguruan tinggi dan dibagi menjadi lima kelas dengan sekitar dua puluh tim di setiap kelas. Presentasi berjalan simultan berdasarkan pembagian kelas dan bidang.


Tim PINTAR Diagnostics menjadi tim terakhir yang mempresentasikan hasil risetnya pada ajang PIMNAS kategori Riset Eksakta

Tim PINTAR Diagnostics menjadi kelompok terakhir yang tampil pada hari kedua presentasi. Talia menjelaskan bahwa kondisi tersebut menjadi tekanan tersendiri, namun justru menjadi momentum terbaik tim untuk tampil maksimal. Menurutnya, seluruh komponen materi dapat tersampaikan dengan jelas dan sesi tanya jawab berlangsung lancar. “Evaluasi juri menunjukkan penilaian positif terhadap struktur penyampaian, argumentasi ilmiah, dan relevansi inovasi riset”, ungkapnya.

Strategi Persiapan dan Dinamika Proses

Format penilaian PIMNAS berbeda dan lebih rinci dibandingkan tahapan PKP2, terutama terkait kedalaman substansi ilmiah, originalitas ide, dan kemampuan mempertahankan argumen. Untuk menghadapi format baru tersebut, tim mempersiapkan materi presentasi yang memadukan fondasi teoretis, urgensi kesehatan publik, state of the art teknologi biomolekuler, dan skenario implementasi klinis. Latihan simulasi presentasi dan tanya jawab dilakukan berulang, termasuk simulasi lintas bidang dengan dosen dan rekan mahasiswa dari bidang keilmuan berbeda.

Selain penguatan aspek presentasi, tim juga menghadapi tantangan teknis selama proses eksperimen. Banyak tahapan wet lab yang harus diulang untuk memperoleh kestabilan hasil. Audrey menyampaikan bahwa setiap kegagalan menjadi sumber pembelajaran krusial, terutama dalam melatih kemampuan troubleshooting, manajemen data, dan pengambilan keputusan ilmiah.

Tim juga menekankan pentingnya keseimbangan antara akademik, riset, dan kehidupan pribadi. Ritme riset yang intensif mengharuskan pembagian waktu yang disiplin dan komunikasi internal yang baik agar seluruh elemen tim tetap konsisten dan produktif.

Ekosistem Riset SITH sebagai Kekuatan Utama

Audrey menegaskan bahwa ekosistem riset di SITH ITB berperan sangat besar dalam keberhasilan tim. “Tradisi presentasi ilmiah, diskusi terbuka, dan dukungan pembimbing dari latar keilmuan berbeda memperkaya perspektif riset dan meningkatkan kesiapan tim kami menghadapi evaluasi”, tambahnya.

Ia menyampaikan bahwa proses PKM di ITB merupakan tantangan kompetitif karena proposal harus memiliki kekuatan argumen dan novelty riset yang jelas untuk bisa lolos. Ia merasa bahwa dukungan dosen membuat tim percaya diri mengembangkan ide besar meskipun berasal dari keterbatasan awal.

Dr. Karlia Meitha yang merupakan dosen pembimbing tim PINTAR Diagnostics menyampaikan bahwa PIMNAS menjadi wadah yang sangat dibutuhkan—bukan hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai ruang berbagi pengetahuan, memperluas jejaring, serta memantik ide-ide segar dari generasi muda. Seluruh mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini adalah contoh baik dalam menunjukkan kreativitas luar biasa dan kemampuan merumuskan solusi inovatif berbasis bioteknologi modern. “Saya dan tim pembimbing bangga sekali bahwa tim mahasiswa kami sukses dalam PIMNAS 2025 melalui proyek Inovasi Tes Cepat Hepatitis B berbasis CRISPR-Cas9 hingga meraih medali emas merupakan pengalaman yang sangat berharga. Bagi kami, penting untuk selalu mendorong kreativitas mahasiswa agar mereka berani mengeksplorasi gagasan baru dan menerapkan teknologi mutakhir untuk menjawab tantangan kesehatan di Indonesia. Ke depan, kami berharap semakin banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam PIMNAS agar budaya inovasi di kampus semakin kuat dan berdampak bagi masyarakat” papar Dr. Meitha.

Dr. Andira Rahmawati, selaku dosen kemahasiswaan prodi Biologi SITH ITB yang turut mendampingi tim SITH ITB ketika PIMNAS, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian tim. “Keberhasilan tersebut merupakan buah dari kerja keras, konsistensi, dan semangat belajar yang tinggi dari para anggota tim selama proses penelitian hingga persiapan kompetisi”.

Ia merasa bangga sekaligus terharu ketika nama tim diumumkan sebagai peraih medali emas, dan berharap capaian ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa ITB lainnya untuk terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan bangsa.

Makna Kemenangan PIMNAS

Kemenangan di PIMNAS 2025 memberikan makna yang mendalam bagi seluruh anggota tim. Mereka memandang prestasi ini sebagai penghargaan atas proses panjang yang mereka jalani dan pembuktian bahwa konsistensi, budaya kerja kolaboratif, dan dukungan ekosistem akademik yang kuat dapat melahirkan karya inovatif berdaya saing nasional.

“Kami berharap riset ini dapat dapat mendukung deteksi penyakit yang lebih cepat, akurat, dan terjangkau untuk masyarakat luas”, ungkap Audrey.

Tim berharap bahwa prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa ITB lainnya untuk berani memulai dan menyelesaikan ide riset mereka, serta memperkuat budaya inovasi yang telah menjadi identitas ITB.

Prestasi Medali Emas PIMNAS 2025 yang diraih Tim PINTAR Diagnostics menjadi kebanggaan bagi ITB, khususnya SITH, dan memperlihatkan kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan riset biomolekuler berdampak nyata bagi perkembangan teknologi kesehatan Indonesia. Pencapaian ini sekaligus mengokohkan posisi ITB sebagai institusi yang mendukung percepatan inovasi ilmiah generasi muda.

Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi 2022)

Editor: AKH

X