KK ATB Selenggarakan Webinar Internasional Mengenai Bioproduk dengan Narasumber Multisektor
Pada Kamis, 15 Desember 2022 Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk (KK ATB) menggelar webina bertemakan “Valorization of Biomass to Produce valuable Bioproduct” yang mengundang narasumber dari sektor akademisi dan industri (Gambar 1). Narasumber pertama dari akademisi adalah Prof. Hero Jan Heeres (Erik), ketua Kelompok Riset Green Chemical Reaction Engineering dari University of Groningen, Belanda yang juga merupakan Honorary Professor SITH ITB. Narasumber kedua adalah Prof. Robert Manurung, Guru Besar bidang Perancangan Proses untuk Biokonversi, SITH ITB. Kemudian, narasumber ketiga yang berlatar belakang industri adalah Bapak Helmi Hasanudin dari PT Usaha Bumi Indah. Acara webinar yang dipimpin oleh Dr. Muhammad Yusuf Abduh sebagai moderator tersebut, dibuka dengan sambutan dari Dr. Endah Sulistyawati selaku Dekan SITH ITB. Kemudian, Prof. Dr. Agus Dana Permana selaku ketua KK ATB memaparkan secara singkat profil KK ATB sebagai langkah awal kerjasama dengan Prof. Erik selaku Honorary Professor SITH ITB.
Materi pertama yang disampaikan oleh Prof. H.J. Heeres (Erik) berjudul “From Biomass to Biobased Chemicals” (Gambar 2). Prof. Erik menjelaskan mengenai berbagai strategi dalam memanfaatkan bahan baku hayati berupa biomassa untuk dijadikan sebagai bioproduk yang memiliki nilai tambah ekonomi. Contoh hasil kasus yang menjadi fokus bahasan adalah produksi senyawa levulinic acid dari tanaman eceng gondok asli Indonesia. Senyawa levulinic acid merupakan senyawa kimia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan sebagai senyawa antara untuk memproduksi berbagai bahan kimia bermanfaat. Kemudian Prof. Erik juga menjelaskan beberapa aspek teknis dari teknologi pengolahan biomassa menjadi bioproduk, seperti Drop in strategy, kinetic modelling, pemilihan dan optimasi reaktor, pemilihan bahan baku biomassa dan konsep biorefinery.
Pemaparan dari narasumber sesi kedua disampaikan oleh Prof. Robert Manurung yang mengangkat tema “Challenges and opportunities toward inclusive and sustainable agriculture-bioindustry system in Indonesia” (Gambar 3). Salah satu poin penting yang disampaikan adalah perlunya integrasi antara sektor pertanian dengan sektor industri yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Prof. Robert juga menggaris bawahi pentingnya konsep Agriculture Beyond Food, dimana pertanian bukan hanya sebagai sarana penyedia pangan. Beberapa poin lain yang ada dalam paparan Prof. Robert meliputi aplikasi elisitor Biosaka untuk peningkatan produktivitas pertanian, pemanfaatan berbagai bahan baku hayati yang terintegrasi dengan konsep biorefinery dan perkembangan teknologi pertanian pada lahan yang kurang termanfaatkan dengan baik, khususnya daerah pesisir pantai untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Indonesia.
Materi terakhir dari pihak industri disampaikan oleh Bapak Helmi Hasanudin yang membahas mengenai “Singkong untuk ketahanan pangan dan bioenergi” (Gambar 4). Pak Helmi memberikan gambaran umum mengenai kondisi industri komoditas singkong di Indonesia, mulai dari proses budidaya hingga pemanfaatannya oleh berbagai industri. Singkong sebagai bahan baku proses industri memiliki berbagai manfaat untuk manusia dan lingkungan, di antaranya sebagai bahan pangan, pakan, serta sumber energi berbasis hayati (biofuel). Hingga saat ini, terdapat sekitar 73-100 diversifikasi produk turunan dari bahan baku singkong. Industri singkong di Indonesia akan terus berkembang dan menjadi potensi besar untuk menopang kebutuhan pangan dan energi, dengan catatan perlunya integrasi pemrosesan di dalamnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dan diakhiri dengan pernyataan penutup dari para narasumber. Dengan adanya kegiatan webinar internasional yang berfokus pada pemanfaatan sumberdaya hayati secara berkelanjutan untuk menghasilkan bioproduk ini, diharapkan mampu menjadi sarana awal kerjasama antara KK ATB SITH dengan Prof. Erik selaku Honorary Professor. Selain itu, KK ATB berharap dapat menyebarluaskan pengetahuan serta teknologi produksi bioproduk yang bermanfaat baik dari sektor akademisi maupun praktik industri bagi masyarakat umum. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya untuk turut mendukung paradigma keberlanjutan atau Sustainable Development Goals.