Enter your keyword

PPM : Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna Bidang Hayati untuk Sistem Pertanian Terintegrasi

PPM : Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna Bidang Hayati untuk Sistem Pertanian Terintegrasi

Tim Pengabdian Masyarakat ITB yang diketuai oleh Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha dan anggota Tim Dr. Anriansyah Renggaman beserta Asisten sejak Maret-November 2021 telah melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Kambangan, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Konsep yang diusung dalam pengabdian masyarakat kali ini adalah pengembangan teknologi tepat guna dalam bidang hayati untuk proses pengolahan limbah organik yang dihasilkan dari kegiatan pertanian masyarakat menjadi produk pupuk cair hayati, pengembangan pakan ternak, dan juga menginisiasi budidaya BSF (Black Soldier Fly). Kegiatan ini bekerjasama dengan komunitas Taman Sri Kimloko yang diketuai oleh Hj. Chakim sebagai penggiat kegiatan pertanian.

Pada tahun pelatihan pertama, fokus pengembangan adalah pelatihan kelompok kecil dan pengembangan sistem pengolahan limbah organik. Kelompok kecil ini terdiri dari 2-3 orang yang secara intensif dibina sehingga dapat mengoperasikan teknik dan teknologi sederhana pembuatan pupuk cair hayati, sistem irigasi tetes dan juga budidaya BSF. Selanjutnya, saat kelompok ini telah mengaplikasikan teknologi dan sistem telah berjalan, dapat menjadi percontohan bagi beberapa kelompok tani di sekitar Desa Kambangan. Beberapa sistem yang telah dikembangkan dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari:

  1. Pupuk Cair Hayati dan Pupuk Padat Trichoderma
    Pupuk cair hayati yang dikembangkan memanfaatkan limbah sayuran dan limbah pertanian yang diproduksi oleh masyarakat Desa Kambangan. Selain pupuk cair, peserta juga diberikan pelatihan pembuatan pupuk padat Trichoderma sp. karena adanya keluhan terkait hama dan penyakit tanaman yang menyerang komoditas pertanian.

    Pelatihan pembuatan pupuk cair hayati dan pupuk padat

  2. Pakan Ternak Tempe Hijauan

    Produk Pakan Ternak Fermentasi Menggunakan Jamur. Dengan adanya proses fermentasi hijauan menggunakan jamur, nutrisi di dalam substrat akan lebih mudah terurai dan terserap oleh sistem pencernaan ternak

  3. Sistem Irigasi Tetes Pupuk Cair Hayati

    Desain Sistem Irigasi Tetes Pupuk Cair Hayati di Sawah

    Pupuk cair hayati yang dibuat menggunakan bahan dan alat-alat yang sangat mudah didapatkan. Memanfaatkan akar-akar bernodul sebagai sumber mikroba penyubur tanah, penambat nitrogen (diazotroph) yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman, memperbaiki kualitas tanah, menginduksi produksi hormon pertumbuhan tanaman, dan juga mengurangi cemaran akibat penggunaan pupuk anorganik.

Sistem irigasi tetes ini memanfaatkan kontur lahan yang menurun, sehingga tidak memerlukan pompa untuk proses pengairan. Pupuk cair yang telah diproduksi ditampung dalam drum A dan dilakukan pengenceran oleh air sungai yang dialirkan ke dalam drum pengenceran (Drum B). Pada drum B, ditambahkan pelampung sebagai penstabil elevasi. Pada drum B juga ditambahkan saringan untuk memastikan hanya cairan pupuk yang dialirkan. Dari drum B, kemudian dialirkan ke pipa pengairan utama yang terhubung dengan pipa-pipa kapiler di setiap petak sawah yang diberikan lubang untuk keluarnya pupuk secara kontinu. Dengan sistem ini, mampu mengurangi beban petani untuk melakukan proses pemupukan dan pengairan, serta pemanfaatan pupuk cair hayati mampu dikembangkan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

Sistem Irigasi Tetes Sederhana yang Diaplikasikan ke Sawah Warga

X